Senin, 12 Oktober 2009

HYPNO COMMUNICATION DALAM SURAT AL-FAJR (QS. 89)

Pendahuluan

Masyarakat muslim Indonesia saat ini pada umumnya berpendapat bahwa hipnotis adalah sebuah ilmu hitam yang terkait erat dengan makhuk halus sebagai medianya dan sering kali digunakan untuk kepentingan kejahatan. Untuk hal yang disebut terakhir ini memang sering kedengaran beritanya di berbagai media dengan menelan banyak korban dari berbagai kalangan, dari mulai orang kaya yang tinggal di perumahan mewah sampai manusia urban dengan hasil pas-pasan yang sedang menunggu kedatangan bus di halte atau pinggir jalan.

Dalam hal yang disebut lebih dulu, sebagian besar kita meyakini bahwa hipnotis adalah ilmu gendam yang diterbitkan oleh dukun dengan mahar dan bacaan-bacaan tertentu disertai pantangan-pantangan bagi pelakunya. Dua fenomena ini tidak semuanya benar, karena makalah ini dapat membuktikan bahwa hipnotis bukan hal yang diluar kemampuan akal untuk mempelajari dan menguasainya.

Pengertian

Secara bahasa hypno communication berasal dari dua kata, yakni hypno dan communication. Hypno berarti mempengaruhi dan communication berarti berhubungan. Istilah ini mengindikasikan bahwa hypno adalah semacam cara berkomunikasi yang dapat menginduksi dan mempengaruhi orang lain, sehingga orang itu bisa melakukan apapun yang diinginkan oleh orang yang melakukan hipnosis, termasuk hal-hal negatif yang dapat menimbulkan kerusakan.

Istilah yang dikenal oleh sebagian masyarakat kita adalah hipnotis sebagai proses yang dilakukan oleh orang, padahal istilah ini digunakan untuk orang yang melakukan, sementara prosesnya disebut hipnosis.

Dalam dunia Barat, metode ini berawal pada abad 15 yang dikenalkan oleh Paracelcus dan M. Hell dengan istilah magnetism. Pada abad 16 dan 17, metode ini dikembangkan oleh Mesmer, Puysegur, dan Elliot, sehingga metode ini dikenal dengan nama Mesmerisme. Abad 18 dianggap sebagai kelanjutan ilmu komunikasi ini sekaligus dianggap sebagai awal penggunaan istilah hypnosis. Hypnosis ini berkembang sangat baik, sehingga banyak dikenal orang dan sekarang dikenal dengan hypnosis konvensional. Tokoh-tokohnya adalah Dr. James Braid, Dr. Jean Charcot, Sigmund Freud, Bernhkim, dan Medeault. Abad 19 sampai sekarang merupakan era hypnosis modern yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk keperluan komunikasi therapis, selling, parenting, dan tidak mustahil juga untuk kepentingan dakwah.

Cara Komunikasi ala Hypno

Hal pertama yang mendapat perhatian dalam komunikasi hypno adalah wilayah kesadaran manusia. Dalam kaitan ini, wilayah kesadaran manusia terbagi menjadi tiga, yaitu: conscious, sub-conscious, dan unconscious. Conscious adalah wilayah sadar langsung manusia. Kesadaran ini bersumber dari kesadaran nalar yang secara langsung dapat merespon segala informasi yang masuk melalui panca indera. Sub-conscious adalah wilayah sadar tak langsung manusia. Kesadaran ini dapat menangkap segala informasi tanpa dapat menyeleksi mana yang baik dan yang tidak, sehingga apapun yang diterimanya kemudian menjadi perbendaharaan informasi yang terkumpul dalam penyimpanan arsip bawah sadar yang sewaktu-waktu dapat muncul dalam kesadarannya. Unconscious merupakan wilayah yang tidak dapat diintervensi oleh manusia, karena ia berjalan dengan sendirinya tanpa melalui kesadaran sama sekali. Sadar atau tidak sadar ia tetap berjalan secara otomatis tanpa komando. Wilayah inilah yang dikenali dengan fithrah dan kodrat. Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh dua kesadaran yang disebut pertama kali. Conscious dapat mempengaruhi kehidupan lebih kurang sebanyak 12 %, sedangkan sub-conscious lk. 88 %. Ini berarti bahwa sukses tidaknya seseorang sangat tergantung pada sub-consciousnya.

Kedua, tindakan dan perilaku selalu bersumber dari realitas internal yang dimiliki oleh seseorang ditambah dengan realitas eksternal yang diterimanya. Keduanya membentuk citra diri yang kemudian menghasilkan tindakan dan perilaku seseorang. Bila realitas internal yang bersumber dari sub-consciousnya baik, maka tindakan dan perilakunya dalam merespons realitas eksternal menjadi baik, demikian juga sebaliknya. Oleh karenanya, realitas internal harus dibentuk sehingga dapat menghasilkan perilaku dan tindakan yang baik.

Dalam membentuk realitas internal, ada empat hal yang harus diperhatikan sehingga dapat menjadi nilai yang tertanam di dalam dirinya. Hal itu adalah imajinasi, emosional, berulang, dan wawasan internal. Konsep komunikasi hypnosis adalah melakukan komunikasi persuasif, sugestif, dan efektif. Dengan demikian, konsep komunikasi ini adalah upaya memasukkan informasi suggestif yang diterima oleh conscious ke dalam tata nilai yang ada dalam sub-conscious.

Surat al-Fajr sebagai Sampel

QS. Al-Fajr (89) terdiri atas 30 ayat, makkiyyah, turun sesudah surat al-lail (QS. 92). Di dalam al-Quran dan terjemahnya yang disusun oleh Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Quran disebutkan bahwa hal inti yang terkandung dalam surat ini adalah sumpah Allah bahwa azab bagi orang kafir tidak dapat terelakkan; beberapa kisah umat yang sudah dihancurkan; kenikmatan dan bencana merupakan cobaan; celaan terhadap orang yang tidak memiliki empati; kecaman bagi yang serakah; malapetaka bagi orang kafir di hari kiamat; dan kemuliaan bagi orang yang berjiwa tenang.

Surat ini diawali dengan sumpah Allah swt dengan fenomena alam, berupa waktu-waktu penting yang memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia. Setelah itu, kita diajak untuk mengimajinasikan keberadaan umat masa lalu dengan berbagai kedahsyatan yang telah dialami mereka sebagai akibat dari perilaku mereka. Tiga umat terdahulu yang disebutkan adalah kaum 'Aad[1], Tsamud[2], dan Fir'aun[3].

Setelah mengajak berimajinasi dengan menghadirkan umat masa lalu yang dihancurkan akibat ulah mereka, Allah swt memanggil emosi kita dengan menghadirkan sikap-sikap kita yang kontra produktif. Sikap kurang menerima atas pembagian rizqi, sikap keengganan untuk berbagi, dan sikap rakus dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkannya.

Pada segmen berikutnya, Allah swt mengulangi kembali akibat dari sikap-sikap kontra produktif itu dengan mengimajinasikan suasana hari kiamat yang setiap individu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bahkan, imajinasi itu dipertegas dengan ungkapan bahwa tidak ada azab lebih sadis dari saat itu.

Pada bagian akhir, Allah swt mensugesti kita agar kita menjadi manusia yang memiliki jiwa tenang sehingga dapat masuk ke dalam golongan hamba Allah dan dapat memasuki sorganya. Sugesti ini diberikan dengan maksud agar tiap individu tidak melakukan perbuatan kontra produktif, tetapi sebaliknya, untuk mencapai jiwa yang tenang, manusia harus memanfaatkan berbagai kesempatan untuk berbuat sesuatu yang produktif. Semakin hari semakin baik dan produktif.

Kesimpulan

Komunikasi yang dibangun oleh Allah swt dengan para pembaca surat ini adalah pola komunikasi hypnosis yang sangat efektif untuk memberikan sugesti kepada mereka dalam memperbaiki diri menuju goal terakhirnya, menjadi individu yang berjiwa tenang.

Di dalam al-Quran, pola komunikasi seperti ini tersebar dalam banyak surat dengan sugesti yang berbeda. Salah satu yang diungkap dengan sangat tegas tampak dalam surat al-Najm (QS. 53). Sugesti yang diberikan oleh al-Quran pun dilakukan dangan cara yang sangat variatif, sehingga tidak menimbulkan perasaan bosan bagi pembacanya.

Ternyata, masih banyak yang perlu dikaji dari al-Quran.



[1] Kaum 'Aad adalah kaum yang bertempat di kota Iram yang memiliki tingkat kemajuan yang tinggi dengan gedung-gedung pencakar langit. Rasul yang diutus untuk kaum ini adalah Nabi Hud as.

[2] Tsamud adalah kaum nabi Shalih yang dihancurkan karena mereka menentang beliau dengan membunuh onta dan menantang Nabi Shalih untuk mendatangkan azab.

[3] Kaum nabi Musa as.

1 komentar: